200 mL air lalu dicampurkan 5 tetes pewarna makanan ke dalam gelas kimia
sediakan 1 sendok tepung terigu dan campurkan kedalam air 200 mL, lalu aduk.
tuangkan secara hati-hati sebagian campuran yang telah dibuat, diatas kertas saring.
amatilah hasil penyaringan yang terbentuk, bandingkan dengan larutan yang belum disaring.
Proses :
HASIL DISKUSI :
1. Bagaimana perbedaan air dari laurtan hasil penyaringan dan bahan awal sebelum disaring?
Jawaban :
Air sebelum disaring warnanya pekat karena dicampur dengan tepung, sedangkan setelah disaring air menjadi bening karena tepung menempel pada saringan.
2. Apa yang menyebabkan berbeda?
Jawaban :
Karena sebelum disaring air bercampur dengan tepung dan warnanya menjadi pekat, sedangkan setelah disaring tepung telah hilang terisaring sehingga warna air menjadi lebih bening.
3. Bila rangkaian percobaan diumpamakan sebagai badan Malpighi, maka :
a. corong dan kertas saring diumpamakan sebagai bagian apakah pada badan malpighi ?
Jawaban :
corong diumpamakan sebagai bagian glomerolus, sedangkan kertas saring diumpamakan sebagai badan malpighi
b. gelas kimia diumpamakan sebagai bagian apakah pada badan malpighi ?
Jawaban :
gelas kimia diumpamakan sebagai pelvis renalis yang berfungsi untuk menampung urine
KESIMPULAN :
Apabila darah manusia tidak tersaring dengan baik dalam ginjal manusia, maka darah akan keruh saat di pelvisrenalis dan jika ginjal rusak maka darah atau cairan akan keruh seperti dibuktikan pada praktikum yaitu jika kertas saring rusak maka cairan akan tetap keruh walupun disaring dan sebaliknya jika kertas saring dalam keadaan bagus maka cairan akan bersih atau jernih.
Sumber : http://altundo.com/wp-content/uploads/2016/08/ekskresi.png
Ekskresi berarti pengeluaran zat buangan atau zat sisa hasil metabolisme yang berlangsung dalam tubuh organisme. Zat sisa metabolisme dikeluarkan dari tubuh oleh alat ekskresi. Alat ekskresi pada manusia dan vertebrata lainnya berupa ginjal, paru-paru, kulit, dan hati, sedangkan alat pengeluaran pada hewan invertebrata berupa nefridium, sel api, atau buluh Malphigi. Sistem ekskresi membantu memelihara homeostasis dengan tiga cara, yaitu melakukan osmoregulasi, mengeluarkan sisa metabolisme, dan mengatur konsentrasi sebagian besar penyusun cairan tubuh.
Mengapa kita mengeluarkan keringat, urine maupun feses? Dan apa alat tubuh yang menjalankan fungsi tersebut? Ternyata semua ini merupakan kerja dari sistem eksresi. Setiap saat didalam tubuh kita dan makhluk hidup lainnya berlangsung proses biologis yang menghasilkan zat sisa yang tidak berguna lagi bagi tubuh. Bila kadar zat sisa tersebut didalam tubuh berlebihan, akan membahayakan tubuh kita sendiri. Oleh sebab itu, zat – zat sisa tersebut harus dikeluarkan. Proses pengeluran zat – zat sisa yang merupakan hasil suatu proses faal didalam tubuh, disebut pengeluaran.
2. Organ Sistem Ekskresi
Ada beberapa organ yang mempunyai fungsi yang penting sehubungan dengan proses ekskresi, yaitu:
Paru-paru (pulmo), mengeluarkan uap air dan C02.
Hati (hepar), mengeluarkan urea dan membentuk empedu.
Usus besar (kolon), menyerap air dan mengeluarkan logam berat.
Kulit (integumen), mengeluarkan air, garam-garam mineral, dan minyak.
Ginjal (ren), mengeluarkan air berupa urine yang di dalamnya terlarut garam-garam mineral dan senyawa nitrogen.
Hati merupakan kelenjar terbesar yang kita miliki. Salah satu fungsi pentingnya berkaitan dengan sistem ekskresi.
Dalam pembongkaran eritrosit, hemoglobin dari eritrosit akan dipecah menjadi hemin, Fe, globin. Globin akan digunakan untuk metabolisme protein lagi atau untuk membentuk hemoblobin baru. Fe disimpan di dalam hati, kemudian dikembalikan ke sumsum tulang, sedangkan hemin akan diubah menjadi zat warna empedu bilirubin dan biliverdin. Selanjutnya, akan dioksidasi menjadi urobilin yang akan memberi warna urine ataupun tinja menjadi kekuning-kuningan.
3) Usus besar (kolon)
Selain sebagai alat pencernaan, usus besar juga berfungsi untuk menyerap kembali (rabsorbsi) air pada faeces, serta mengeluarkan logam berat, seperti Fe dan Ca, yang selanjutnya dikeluarkan melalui feses.
Usus besar (kolon), berfungsi untuk reabsorbsi air dan pengeluaran logam berat.
4) Kulit (integumen)
Kulit merupakan lapisan pelindung terluar dari tubuh kita. Fungsi kulit diantaranya adalah sebagai berikut:
melindungi tubuh dari rangsang mekanis seperti gesekan, kuman, penyinaran, panas, dan zat kimia.
mengatur suhu tubuh dengan cara mengeluarkan keringat dan menjaga agar pengeluaran air tidak berlebih
sebagai alat ekskresi atau pengeluaran zat, yaitu berupa keringat yang mengandung garam
sebagai organ sensoris (penerima rangsang)
Kompleksitas bagian-bagian kulit manusia. Perhatikan kelenjar keringat (sweat gland)
Kulit terdiri atas dua lapisan, yaitu epidermis (lapisan luar), dan dermis (korium) atau lapisan dalam. Lapisan luar terdiri atas beberapa lapis, yaitu:
stratum korneum (lapisan zat tanduk) yang mati dan selalu mengelupas
stratum lusidum
stratum granulosum yang mengandung pigmen, dan
stratum germinativum yaitu lapisan yang selalu membentuk sel-sel kulit ke arah luar.
Pada lapisan dermis terdapat akar rambut, kelenjar, pembuluh darah, serabut saraf, kelenjar minyak (glandula sebasea), dan kelenjar keringat (glandula sudorifera).
Kelenjar keringat menggulung dan berhubungan dengan kapiler darah. Kelenjar tersebut akan menyerap air dan garam-garam mineral dari darah kapiler, dan selanjutnya dikeluarkan melalui kulit sebagai keringat. Keringat yang dikeluarkan di permukaan kulit akan menyerap panas tubuh, sehingga suhu tubuh menjadi tetap. Kegiatan kelenjar keringat di bawah pengaruh pusat pengatur suhu di hipotalamus yang dapat menghasilkan enzim brandikinin.
3. Penyebab zat sisa metabolisme harus dikeuarkan dari tubuh
Zat sisa metabolisme merupakan zat yang harus segera dikeluarkan dari tubuh. Sesuai dengan namanya, zat ini merupakan sisa sehingga pastinya sudah tidak berguna dan tidak memberikan manfaat untuk tubuh. Sisa metabolisme berarti merupakan zat yang memang tidak baik untuk tubuh dan sengaja dibuang. Maka dari itu zat sisa metabolisme harus segera dibuang. Jika tidak bisa berubah menjadi racun untuk tubuh. Zat sisa metabolisme juga biasanya akan mengalami pembusukan dan menimbulkan gas dalam tubuh. Biasanya zat sisa ini dikeluarkan lewat sistem ekskresi. Bisa dalam bentuk buang air kecil atau berkeringat. Maka dari itu biasanya orang sakit akan berkeringat setelah minum obat. Karena zat sisa yang tidak dibutuhkan telah dikeluarkan melalui keringat.
Zat sisa metabolisme ini berupa karbon dioksida (CO2), amonia (NH3), urea serta air. Zat sisa metabolisme yang berupa cairan ini dikeluarkan melalui sistem eksresi yaitu ginjal dan kulit. Sementara zat sisa yang berupa karbon dioksida dan uap air dikeluarkan dari paru-paru melalui pernafasan.
Zat sisa metabolisme ini harus dikeluarkan dari tubuh karena berbahaya. Misalnya:
kadar urea yang berlebih dalam darah atau yang disebut sebagai uremia, ini akan membuat kita menjadi muntah-muntah, detak jantung tidak teratur, susah nafas bahkan kematian. Kadar urea berlebih ini timbul karena urea tidak bisa dikeluarkan dari darah dan dari tubuh. Hal ini bisa disebabkan karena gagal ginjal.
Sementara itu bila kadar karbon dioksida di darah berlebih atau hypercapnia, maka akan membuat tubuh menjadi lemas, kepala pusing dan tekanan darah tinggi. Kelebihan kadar karbon dioksida ini terjadi bila paru-paru gagal menyaring karbon dioksida tersebut dari darah, misalnya karena kanker.
4. Gangguan pada sitem ekskresi
GANGGUAN PADA GINJAL
Batu ginjal
Penyebab :
Batu ginjal dapat terbentuk karena pengendapan garam kalsium di dalam rongga ginjal, saluran ginjal, atau kandung kemih.
Batu ginjal berbentuk kristal yang tidak bisa larut dan mengandung kalsium oksalat, asam urat, dan kristal kalsium fosfat. Penyebabnya adalah karena terlalu banyak mengonsumsi garam mineral dan terlalu sedikit mengonsumsi air. Batu ginjal tersebut lebih lanjut dapat menimbulkan hidronefrosis. Hidronefrosis adalah membesarnya salah satu ginjal karena urine tidak dapat mengalir keluar. Hal itu akibat penyempitan aliran ginjal atau tersumbat oleh batu ginjal.
Pencegahan :
Perbanyaklah minum air putih agar air seni lancar. Ketika berada di ruangan ber-AC, Perbanyak minum air putih walaupaun tidak haus, Minumlah air putih minimal 8 gelas sehari.
Hindari minum atau memasak menggunakan air yang kandungan kapurnya tinggi. Kapur di dalam tubuh bisa membentuk batu.
Jika menderita penyakit gout dan hiperparatiroid segera atasi. Kedua penyakit itu meningkatkan resiko terbentuknya batu ginjal.
Lakukan olahraga rutin dengan tujuan agar metabolisme di dalam tubuh berjalan dengan baik. Idealnya, lakukan olahraga dua hari sekali. Pilihlah jenis olahraga yang disukai dan lakukan sesuai kemampuan, jangan dipaksakan.
Jangan duduk terlalu lama saat bekerja. Posisi tersebut mempermudah terjadinya pengendapan Kristal air seni yang kemudian membentuk batu. Paling tidak, dua jam sekali bangkitlah dari duduk dan berjalan-jalan sebentar.
Bila terasa ingin membuang air seni sebaiknya segera lakukan. Sangat tidak disarankan untuk menahan air seni, karena Kristal-kristal tersebut bisa mengendap membentuk batu ginjal.
Hindari makanan yang mengandung kalsium tinggi, seperti susu dengan kalsium tinggi. Begitu juga dengan makanan yang mengandung purin tinggi, seperti jeroan, emping, dan brokoli. Dan kurangi konsumsi kacang-kacangan, cokelat, soda dan teh.
Pengobatan :
Penyakit ini dapat diatasi dengan pembedahan dan sinar laser. Tujuan dari pembedahan untuk membuang endapan garam kalium. Tujuan menggunakan sinar laser untuk memecahkan endapan garam kalsium.
Nefritis
Penyebab :
Nefritis adalah kerusakan bagian glomerulus ginjal akibat alergi racun kuman. Nefritis biasanya disebabkan adanya bakteri Streptococcus. Rusaknya nefron mengakibatkan urine masuk kembali ke dalam darah dan penyerapan air menjadi terganggu sehingga timbul pembengkakan di daerah kaki.
Pengobatan :
Penderita nefritis bisa disembuhkan dengan cangkokan ginjal atau cuci darah secara rutin. Cuci darah biasanya dilakukan sampai penderita mendapatkan donor ginjal yang memiliki kesesuaian jaringan dengan organ penderita.
Glukosuria
Penyebab :
Glukosuria adalah penyakit yang ditandai adanya glukosa dalam urine. Penyakit tersebut sering juga disebut penyakit gula atau kencing manis (diabetes mellitus). Kadar glukosa dalam darah meningkat karena kekurangan hormon insulin. Nefron tidak mampu menyerap kembali kelebihan glukosa, sehingga kelebihan glukosa dibuang bersama urine.
Pencegahan :
Kontrol kebiasaan makan
Kendalikan berat badan
Olah raga secar teratur
Kelola faktro resiko lain (hipertensi, kadar lemak darah, dll)
Bagi yang beresiko tinggi, periksa glukosa darah setiap tahun
Pengobatan :
Bagi pasien Diabetes Melitus kendalikan kadar glukosa darah (dengan diet, olahraga & obat sesuai petunjuk dokter) dan periksa secara berkala. Pasien yang cukup terkendali dengan pengaturan makan saja tidak mengalami kesulitan kalau berpuasa. Pasien yang cukup terkendali dengan obat dosis tunggal juga tidak mengalami kesulitan untuk berpuasa. Obat diberikan pada saat berbuka puasa. Untuk yang terkendali dengan obat hipoglikemik oral (OHO) dosis tinggi, obat diberikan dengan dosis sebelum berbuka lebih besar daripada dosis sahur. Untuk yang memakai insulin, dipakai insulin jangka menengah yang diberikan saat berbuka saja. Sedangkan pasien yang harus menggunakan insulin (DMTI) dosis ganda, dianjurkan untuk tidak berpuasa dalam bulan Ramadhan.
Albuminuria
penyebab :
Albuminuria adalah penyakit yang ditunjukkan oleh adanya molekul albumin dan protein lain dalam urine. Penyebabnya karena adanya kerusakan pada alat filtrasi.
Pencegahan :
Untuk mengurangi resiko terjadinya albuminuria mungkin bisa dimulai dengan membiasakan diri minum 8 gelas sehari, walaupun sebetulnya tidak merasa haus.
Selain itu pencegahannya juga dapat dilakukan dengan tidak mengonsumsi hanya salah satu zat gizi saja secara berlebihan (misalnya hanya protein atau kalsium saja). Artinya makanan yang kita makan juga haru seimbang, baik dari segi jumlah maupun kadar gizinya.
Hematuria
Penyebab :
Hematuria adalah penyakit yang ditandai adanya sel darah merah dalam urine. Penyakit tersebut disebabkan adanya peradangan pada organ urinaria atau karena iritasi akibat gesekan batu ginjal.
Gagal ginjal
Penyebab :
Gagal ginjal terjadi jika salah satu ginjal tidak berfungsi. Kegagalan salah satu ginjal ini akan diambil alih tugasnya oleh ginjal lain. Namun, keadaan ini akan tetap menimbulkan resiko sangat tinggi. Karena menyebabkan penimbunan urea dalam tubuh dan kematian.
Pengobatan :
Penyakit ini dapat diatasi dengan cangkok ginjal atau menggunakan ginjal tiruan sampai ginjal yang asli dapat kembali berfungsi.
B. GANGGUAN PADA HATI
Hepatitis
Penyebab :
Hepatitis adalah radang hati yang disebabkan oleh virus. Virus hepatitis ada beberapa macam, misalnya virus hepatitis A dan hepatitis B. Hepatitis yang disebabkan oleh virus hepatitis B lebih berbahaya daripada hepatitis yang disebabkan oleh virus hepatitis A.
Pencegahan :
Hepatitis dapat dicegah dengan melakukan vaksinasi.
Jarum untuk akupuntur atau tatto harus steril
Hindari pemakaian alat-alat secara bersamaan seperti cukur, sisir
Hindari aktivitas sex dengan berganti-ganti pasangan
Hindari mendapat donor darah yang tidak resmi
Pengobatan :
melalui kimiawi yang bertujuan untuk mematikan virus hepatitis
pengobatan suportif yang bertujuan untuk melindungi sel hati dan membantu pemulihan sel hati yang rusak
Penyakit kuning
Penyebab :
Penyakit kuning disebabkan oleh tersumbatnya saluran empedu yang mengakibatkan cairan empedu tidak dapat dialirkan ke dalam usus dua belas jari, sehingga masuk ke dalam darah dan warna darah menjadi kuning. Kulit penderita tampak pucat kekuningan, bagian putih bola mata berwarna kekuningan, dan kuku jaripun berwarna kuning. Hal ini terjadi karena di seluruh tubuh terdapat pembuluh darah yang mengangkut darah berwarna kekuningan karena bercampur dengan cairan empedu.
Sirosis hati
Penyebab :
Sirosis hati adalah keadaan penyakit yang sudah lanjut dimana fungsi hati sudah sangat terganggu akibat banyaknya jaringan ikat di dalam hati. Sirosis hati dapat terjadi karena virus Hepatitis B dan C yang berkelanjutan, karena alkohol, salah gizi, atau karena penyakit lain yang menyebabkan sumbatan saluran empedu.
Penyembuhan :
Sirosis tidak dapat disembuhkan, pengobatan dilakukan untuk mengobati komplikasi yang terjadi (seperti muntah dan berak darah, asites/perut membesar, mata kuning serta koma hepatikum).
Perlemakan hati
Penyebab :
Perlemakan hati terjadi bila penimbunan lemak melebihi 5 % dari berat hati atau mengenai lebih dari separuh jaringan sel hati. Perlemakan hati ini sering berpotensi menjadi penyebab kerusakan hati dan sirosis hati. Kelainan ini dapat timbul karena mengkonsumsi alkohol berlebih disebut ASH (Alcoholic Steatohepatitis), maupun bukan karena alkohol disebut NASH (Nonalcoholic Steatohepatitis).
Kanker hati
Penyebab :
Kanker hati terjadi apabila sel kanker berkembang pada jaringan hati. Kanker hati yang banyak terjadi adalah Hepatocellular carcinoma (HCC). HCC merupakan komplikasi akhir yang serius dari hepatitis kronis, terutama sirosis yang terjadi karena virus hepatitis B, C dan hemochromatosis.
Koletasis dan jaundice
Penyebab :
Kolestasis merupakan keadaan akibat kegagalan memproduksi dan pengeluaran empedu. Lamanya menderita kolestasis dapat menyebabkan gagalnya penyerapan lemak dan vitamin A, D, E, K oleh usus, juga adanya penumpukan asam empedu, bilirubin dan kolesterol di hati. Adanya kelebihan bilirubin dalam sirkulasi darah dan penumpukan pigmen empedu pada kulit, membran mukosa dan bola mata disebut jaundice. Pada keadaan ini kulit penderita terlihat kuning, warna urin menjadi lebih gelap, sedangkan faeces lebih terang.
C. GANGGUAN PADA PARU-PARU
Asma
Penyebab :
Asma dikenal dengan bengek yang disebabkan oleh bronkospasme. Asma merupakan penyempitan saluran pernapasan utama pada paru-paru. Gejala penyakit ini ditandai dengan susah untuk bernapas atau sesak napas. Penyakit ini tidak menular dan bersifat menurun. Kondisi lingkungan yang udaranya tidak sehat atau telah tercemar akan memicu serangan asma.
Pencegahan : Langkah tepat yang dapat dilakukan untuk menghindari serangan asma adalah menjauhi faktor-faktor penyebab yang memicu timbulnya serangan asma itu sendiri. Setiap penderita umumnya memiliki ciri khas tersendiri terhadap hal-hal yang menjadi pemicu serangan asmanya.
Pengobatan :
Penyakit Asma (Asthma) sampai saat ini belum dapat diobati secara tuntas, ini artinya serangan asma dapat terjadi dikemudian hari. Penanganan dan pemberian obat-obatan kepada penderita asma adalah sebagai tindakan mengatasi serangan yang timbul yang mana disesuaikan dengan tingkat keparahan dari tanda dan gejala itu sendiri. Prinsip dasar penanganan serangan asma adalah dengan pemberian obat-obatan baik suntikan (Hydrocortisone), syrup ventolin (Salbutamol) atau nebulizer (gas salbutamol) untuk membantu melonggarkan saluran pernafasan.
Tubrculosis (TBC)
Penyebab :
Penyakit TBC disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini dapat menular melalui percikan ludah saat penderita batuk.
Penegahan :
Menghindari kontak dengan penderita TBC.
Tidak meggunakan peralatan terutama peralatan makn dengan penderita TBC.
Pengobatan :
Pengobatan untuk TBC bila sudah diketahui sejak dini sebenarnya tidak terlalu mahal dan mudah untuk disembuhkan karena sudah ada obat yang disediakan pemerintah. Bila diperlukan, penderita TBC dapat juga dikarantina di tempat khusus agar tidak menularkan penyakitnya.Penyakit ini juga sebenarnya merupakan salah satu penyakit yang sudah ditaklukan, tetapi belakangan kembali menyerang. Salah satunya adalah karena penderita tuberkulosis ini tidak menghabiskan obat mereka. Obat harus diminum secara teratur selama 6 sampai 9 bulan untuk menyembuhkan penyakit ini. Tidak menghabiskan obat dapat menyebabkan penderita tidak dapat sembuh dan menyebabkan obat tidak mampu lagi melawan kuman karena kuman menjadi kebal.
Pneumonia
Penyebab :
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri, virus atau jamur yang menginfeksi paru-paru khususnya di alveolus. Penyakit ini menyebabkan oksigen susah masuk karena alveolus dipenuhi oleh cairan.
Pencegahan :
Selalu memelihara kebersihan dan menjaga daya tahan tubuh tetap kuat dapat mencegah agar bakteri tidak mampu menembus pertahanan kesehatan tubuh.
Biasakan untuk mencuci tangan, makan makanan bergizi
berolahraga secara teratur.
Pengobatan:
Apabila telah menderita pneumonia, biasanya disembuhkan dengan meminum antibiotik.
Emfisema
Penyebab :
Emfisema disebabkan karena hilangnya elastisitas alveolus. Alveolus sendiri adalah gelembung-gelembung yang terdapat dalam paru-paru. Pada penderita emfisema, volume paru-paru lebih besar dibandingkan dengan orang yang sehat karena karbondioksida yang seharusnya dikeluarkan dari paru-paru terperangkap didalamnya. Asap rokok dan kekurangan enzim alfa-1-antitripsin adalah penyebab kehilangan elastisitas pada paru-paru.
Pencegahan :
Menghindari asap rokok adalah langkah terbaik untuk mencegah penyakit ini. Berhenti merokok juga sangat penting.
Bronkitis
Penyebab :
Penyakit bronkitis disebabkan oleh peradangan pada bronkus (saluran yang membawa udara menuju paru-paru). Penyebabnya bisa karena infeksi kuman, bakteri atau virus. Penyebab lainnya adalah asap rokok, debu, atau polutan udara.
Pencegahan :
Meningkatkan daya tahan tubuh merupakan salah satu pencegahan yang dapat dilakukan.
Sedangkan untuk mencegah bronkitis kronik adalah dengan menghentikan kebiasaan merokok juga menghindari asap rokok agar tidak menjadi perokok pasif yang sangat berbahaya.
Pengobatan :
Untuk pengobatan bila disebabkan oleh bakteri atau kuman dapat diatasi dengan meminum antibiotik sesuai anjuran dokter. Bila disebabkan oleh virus, biasanya digunakan obat-obatan untuk meringankan gejala.
Asbestosis
Penyebab :
Adalah suatu penyakit saluran pernafasan yang di sebabkan oleh menghirup serat-serat asbes, dimana pada paru-paru terbentuk jaringan parut yang luas. Asbestos terdiri dari serat silikat mineral dengan komposisi kimiawi yang berbeda. Jika terhisap, serat asbes mengendap di dalam dalam paru-paru, menyebabkan parut. Menghirup asbes juga dapat menyebabkan penebalanpleura (selaput yang melapisi paru-paru).
Pencegahan :
Asbestosis dapat dicegah dengan mengurangi kadar serat dan debu asbes di lingkungan kerja. Karena industri yang menggunakan asbes sudah melakukan kontrol debu, sekarang ini lebih sedikit yang menderita asbestosis, tetapi mesotelioma masih terjadi pada orang yang pernah terpapar 40 tahun lalu.
Pengobatan :
Pengobatan suportif untuk mengatasi gejala yang timbul adalah membuang lendir/dahak dari paru-paru melalui prosedur postural drainase, perkusi dada dan vibrasi. Diberikan obat semprot untuk mengencerkan lendir. Mungkin perlu diberikan oksigen, baik melalui sungkup muka (masker) maupun melalui selang plastik yang dipasang di lubang hidung. Kadang dilakukan pencangkokan paru-paru. Mesotelioma berakibat fatal, kemoterapi tidak banyak bermanfaat dan pengangkatan tumor tidak menyembuhkan kanker.
Paru-paru hitam
Penyebab :
Paru-paru hitam merupakan akibat dari terhirupnya serbuk batubara dalam jangka waktu yang lama. Merokok tidak menyebabkan meningkatnya angka kejadian paru-paru hitam, tetapi bisa memberikan efek tambahan yang berbahaya bagi paru-paru. Resiko menderita paru-paru hitam berhubungan dengan lamanya dan luasnya pemaparan terhadap debu batubara. Kebanyakan pekerja yang terkena berusia lebih dari 50 tahun. Penyakit ini ditemukan pada 6 dari 100.000 orang.
Pencegahan :
Paru-paru hitam dapat dicegah dengan menghindari debu batubara pada lingkungan kerja. Pekerja tambang batubara harus menjalani pemeriksaan foto dada tiap 4-5 tahun sehingga penyakit ini dapat ditemukan pada stadium awal. Jika ditemukan penyakit, maka pekerja tersebut harus dipindahkan ke daerah dimana kadar debu batubaranya rendah, untuk menghindari terjadinya fibrosis masif progresif.
Pengobatan :
Tidak ada pengobatan khusus untuk penyakit ini, selain untuk mengobati komplikasinya (gagal jantung kanan atau tuberkulosis paru). Jika terjadi gangguan pernapasan, maka diberikan bronkodilator dan ekspektoran. Tetapi adalah penting untuk menghindari pemaparan lebih lanjut.
Sinusitis
Penyebab :
Sinusitis adalah infeksi dalam rongga sinus yaitu rongga berisi udara yang letaknya dalam rongga kepala di sekitar hidung. Infeksi atau peradangan sinus umumnya terjadi sebagai kelanjutan infeksi hidung. Setiap kondisi dalam hidung yang menghambat aliran keluar cairan hidung cenderung menyebabkan infeksi dari sinus. Seperti adanya infeksi virus, bakteri atau benda asing penyebab alergi dapat menimbulkan pembengkakan selaput lendir hidung dan hal yang sama juga terjadi pada sinus sehingga menutup hubungan antara sinus dan hidung. Alergen yang terhirup seperti debu, spora jamur, bulu binatang, serbuk sari bunga, dan lain-lain menimbulkan reaksi alergi dan pembengkakan yang dapat berpengaruh atas timbulnya serangan sinusitis.
Pencegahan :
Infeksi virus dan bakteri harus dihindari dengan meningkatkan daya tahan tubuh misalnya istirahat dan gizi yang cukup serta olahraga yang teratur.
Hindari juga alergen seperti debu, asap rokok dan polusi lain serta obat-obatan dan jenis makanan tertentu yang dapat menimbulkan alergi.
Jenis alergennya harus diketahui agar reaksi selanjutnya dapat dihindari atau dikurangi. Menyelam dan berenang juga harus dihindari karena air dapat masuk ke dalam sinus sehingga menimbulkan sumbatan atau infeksi.
Pleuritis
Penyebab :
Pleuritis adalah peradangan pada pleura, yang merupakan, lembab berlapis ganda membran yang mengelilingi paru-paru dan garis tulang rusuk. Kondisi ini dapat membuat napas sangat menyakitkan. Kadang-kadang dikaitkan dengan kondisi lain yang disebut efusi pleura, di mana kelebihan cairan mengisi daerah antara lapisan membran itu.
Pengobatan :
Pengobatan yang dilakukan pada penderita sinusitis biasanya meliputi:
Suntikan anti alergi
Menghindari pencetus alergi
Semprotan hidung yang mengandungkortikosteroid untuk membantu mengurangi bengkak di rongga sinus, terutama karena adanya polip ataupun karena alergi.
Tindakan operasi untuk membersihkan dan mengeringkan rongga sinus mungkin diperlukan terutama bagi pasien yang mengalami peradangan yang berulang.
Kanker paru-paru
Penyebab :
Kanker paru-paru adalah pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali dalam jaringan paru. Jika dibiarkan pertumbuhan yang abnormal ini dapat menyebar ke organ lain, baik yang dekat dengan paru maupun yang jauh misalnya tulang, hati, atau otak. Penyakit kanker paru-paru lebih banyak disebabkan oleh merokok (87%), sedangkan sisanya disebabkan oleh zat asbes, radiasi, arsen, kromat, nikel, klorometil eter, gas mustard dan pancaran oven arang bisa menyebabkan kanker paru-paru, meskipun biasanya hanya terjadi pada pekerja yang juga merokok.
Pencegahan :
Berhenti dan hindari merokok.
Pengobatan :
Beberapa tindakan yang dapat dilakukan adalah:
Tindakan operasi pembedahan mengangkat sell kanker
Tindakan Therapy Radiasi
Tindakan Therapy Kemotherapy
Tindakan penyuntikan {Photodynamic (PTD)}
Pemberian Nutrisi dan supplement dapat mengurang gejala yang disebabkan oleh kanker paru. Vitamin D dan Fe sangat baik untuk diberikan oleh penderita penyakit kanker paru, Begitu pula dengan makanan antioxidant seperti blueberri, cherri, dan buah tomat
D. GANGGUAN PADA KULIT
1. Skabies
Penyebab :
Kudis (scabies) adalah penyakit kulit yang menular, penyakit ini memiliki gejala gatal, dan rasa gatal tersebut akan lebih para pada malam hari. Sering muncul di tempat-tempat lembab di tubuh seperti misalnya, tangan, ketiak, pantat, kunci paha dan terkang di celang jari tangan atau kaki.
Pencegahan :
mencuci sperai tempat tidur, handuk dan pakaian yan dipakai dalam 2 hari belakangan dengan air hangat dan deterjen.
Menjaga kebersihan kulit.
Pengobatan :
Untuk pengobatan luar, cukup ambil daun, kulit, batang, atau akar salam seperlunya. Cuci bersih, lalu giling halus sampai menjad adonan seperti bubur. Balurkan ke tempat yang gatal, kemudian dibalut.
2. Kurap
Penyebab :
Penyakit Kurap merupakan suatu penyakit kulit menular yang disebabkan oleh fungsi. Gejala kurap mulai dapat dikenali ketika terdapat baian kecil yang kasar pada kulit dan dikelilingi lingkaran merah muda.
Pencegahan :
Mencuci tangan yang sempurna.
Menjaga kebersihan tubuh.
Mengindari kontak dengan penderita.
Pengobatan :
Dapat diobati dengan anti jamur yang mengandung mikonazol dan kloritomazol dengan benar dapat menghilangkan infeksi.
3. Panu
Penyebab :
Panu adalah salah satu penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur. Penyakit panau ditandai dengan bercak yang terdapat pada kulit disertai rasa gatal pada saat berkeringat. Bercak-bercak ini bisa berwarna putih, coklat atau merah tergantung warna kulit si penderita. Panu paling banyak dijumpai pada remaja usia belasan. Meskipun begitu panau juga bisa ditemukan pada penderita berumur tua.
Pencegahan :
Menjaga kebersihan badan.
Usahakan agar kulit dalam keadaan kering dan tidak lembab.
Pakaian dan handuk mandi jangan sampai lembab, karena pakaian yang lembab memicu tumbuhnya jamur.
Jangan menggunakan pakaian atau peralatan mandi dengan penderita panu.
Pengobatan :
Panu dapat diobati dengan obat-obatan tradisional seperti daun sirih yang dicampur dengan kapur sirih dan dioles pada kulit yang terserang Panu. Atau juga dapat digunakan obat-obat yang di jual di pasaran seperti Pandas dan Kalpanax.
4. Biduran
Penyebab :
Biduran disebabkan oleh udara dingin, alergi makanan dan alergi bahan kimia. Biduran ditandai dengan timbulnya bentol-bentol yang tidak beraturan dan terasa gatal. Biduran dapat berlangsung beberapa jam dan dapat juga berlangsung berhari-hari.
Pencegahan :
Bagi penderita biduran, pencegahan dapat dilakukan dengan menghindari faktor-faktor penyebab tim bulnya bidur. Seperti udara dingin, makanan dan bahan kimia.
Pengobatan :
Pengobatan dapat dilakukan dengan menggunakan resep obat yang diberikan oleh dokter.
5. Ringworm
Penyebab :
Ringworm adalah sejenis jamur yang menginfeksi kulit. Infeksi ini ditandai dengan timbulnya bercak lingkaran di kulit.
Pencegahan :
Pencegahan penyakit ini dilakukan dengan menjaga agar kulit tetap kering dan tidak lembab.
Pengobatan :
Pengobatannya dilakukan dengan mengkonsumsi obat anti jamur.
6. Psosiaris
Penyebab :
Penyebab pasti dari penyakit ini belum bisa ditentukan, tetapi hasil dari banyak penelitian penyakit ini disebabkan adanya gangguan pada sistem kekebalan tubuh. Ada dua tipe sel darah putih yang berperan dalam sistem kekebalan tubuh kita, yaitu sel limfosit T dan limfosit B. Pada psoriaris terjadi aktivasi limfosit T yang tidak normal di kulit. Ini menyebabkan kulit menjadi meradang secara berlebihan.
Pengobatan :
Psoriasis belum dapat disembuhkan secara total, tetapi pengobatan teratur dapat menekan gejala menjadi tidak nampak. Gejala yang ditimbulkannya adalah kulit kemerahan yang dapat terjadi di kulit kepala, sikut, punggung, dan lutut.
7. Kanker kulit
Penyebab :
Penyakit kanker kulit disebabkan oleh penerimaan sinar matahari yang berlebihan. Penyakit ini lebih sering menyerang orang yang berkulit putih atau terang, karena warna kulit tersebut lebih sensitif terhadap sinar matahari.
Pencegahan :
Pencegahan dapat dilakukan dengan tabir surya atau menghindari kontak dengan sinar matahari yang terlalu banyak.
1. Apakah tubuh kita mengeluarkan zat sisa?Coba identifikasi zat sisa yang dikeluarkan oleh tubuhmu.
Zat sisa yang dikeluarkan oleh tubuh manusia :
Urine
Keringat
Gas Karbondioksida (CO2)
Uap air
Urea
Asam Urat
Bilirubin
2. Mengapa zat sisa yang ada di dalam tubuhmu harus dikeluarkan
Tubuh kita harus meneluarkan zat sisa karena bila zat sisa tersebut di dalam tubuh berlebihan, akan membahayakan tubuh kita sendiri dan dapat menyebabkan berbagai macam penyakit, salah satunya seperti Batu ginjal.
3. Bagaimana dampaknya jika zat sisa dalam tubuhmu tidak dikeluarkan?
Dalam beberapa saat, zat sisa metabolisme tersebut akan mengalami pembusukan, menimbulkan gas. Gas tersebut bersifat racun dan bisa menyebabkan berbagai macam penyakit. Sehingga harus dikeluarkan.